Biofuel, Energi Alternatif Produksi RumahanÂ
Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi memang belum ditetapkan naik. Namun bagi warga di daerah pedalaman dan perbatasan, harga BBM justru melambung tinggi. Ironisnya, warga di kota besar malah membeli BBM dengan harga subsidi. Sedangkan warga di perbatasan dan pedalaman harus membeli BBM dari negara tetangga.
Warga di Puncak Jaya, Papua, harus membeli bensin premium dengan harga Rp20 ribu per liter. Sementara warga di perbatasan Kalimantan-Malaysia, harus membeli seharga Rp8-9 ribu dari negara tetangga.
Lantas, kenapa Indonesia tak mengembangkan Biofuel sebagai alternatif energi? Padahal energi terbaru ini, bisa dengan mudah dibudidayakan di berbagai tempat di negeri ini.Â
Jawabnya, karena harga minyak mentah jauh lebih murah ketimbang Biofuel. Apalagi penduduk kota besar masih menikmati harga BBM murah bersubsidi.
Jawabnya, karena harga minyak mentah jauh lebih murah ketimbang Biofuel. Apalagi penduduk kota besar masih menikmati harga BBM murah bersubsidi.
Biofuel baru dinilai layak, jika harga minyak dunia mencapai US$150 dolar per barel. Sementara harga minyak dunia saat ini adalah US$115 dolar per barel. Selain itu, pemerintah juga masih `bermurah hati` dengan terus mengucurkan subsidi. Akibatnya, biofuel semakin tidak diminati karena harganya cukup mahal.
Sebagai perbandingan, BBM jenis premium dihargai Rp4500 per liter dan bensin beroktan 92 dihargai Rp10.300 per liter. Sedangkan bioetanol dibanderol Rp15 ribu per liter. Dan harga solar Rp4500 per liter, sementara bio diesel mencapai Rp9000 per liter.
Kondisi tersebut membuat banyak pihak terkesan malas menggarap biofuel. Padahal, biofuel seharusnya menjadi potensi ekonomi yang sangat besar di Indonesia. Sebab, bisa diproduksi rumah tangga.
Biofuel bisa diproduksi dari sumber yang terbarukan mulai dari biji jarak pagar, atau jathropa, kelapa sawit, singkong, aren, hingga alga yang dengan mudah dikembangbiakkan di laut.
Dengan begitu, bukan tak mungkin harga BBM di Papua dan Kalimantan, jauh lebih murah dari Jakarta. Sebab, rakyat setempat bisa memproduksi dengan mudah dan murah.(Kabul/TII)
sumber:Metrotvnews.com:Â Â
- ~ Submerging Solar: New Frontiers for Renewable Energy
- ~ Innovating Europe's Energy Future
- ~ Renewable Energy Rises Globally
- ~ Belum Teraliri Listrik 4.406 Dusun
- ~ Kini BBM tidak lagi tercecer karena ada Fuel Nozzle
- ~ Jepang, Spanyol, dan China Minat buat Kereta Cepat di Indonesia
- ~ MENUJU ERA HIDROGEN
- ~ PEMBANGUNAN 2 PLTN BARU DI AMERIKA
- ~ Tianjin Cina sebuah kota kecil patut jadi panutan
- ~ Inggris minat investasi di bidang energi terbarukan